KLASIFIKASI PERSEDIAAN: ABC (PARETO), FMS, & VED ANALYSIS
KLASIFIKASI PERSEDIAAN: ABC (PARETO), FMS, & VED ANALYSIS
By:
Prof. Dr. Ir. Agus Purnomo, M.T., FCILT
(Professor of Supply Chain Management – Master of Logistics Management
Department – Universitas Logistik dan Bisnis Internasional / ULBI)
Di era persaingan industri yang semakin dinamis, pengelolaan persediaan (inventory management) bukan lagi sekadar urusan pencatatan barang di gudang, melainkan strategi penting dalam menjaga efisiensi biaya, kecepatan layanan, dan keberlanjutan rantai pasok. Banyak perusahaan logistik dan manufaktur menghadapi dilema antara kelebihan stok yang menekan modal kerja, dan kekurangan stok yang menghambat operasional. Untuk itu, pendekatan analitis seperti ABC, FMS, dan VED Classification hadir sebagai alat strategis dalam menentukan prioritas pengawasan dan pengendalian persediaan.
Melalui materi ini, mahasiswa dan praktisi diharapkan mampu memahami prinsip dasar, logika pengelompokan, serta penerapan kombinatif dari tiga metode utama klasifikasi persediaan: ABC (Pareto Analysis), FMS (Fast–Medium–Slow Moving), dan VED (Vital–Essential–Desirable). Ketiganya bukan hanya membantu organisasi menghemat biaya, tetapi juga membangun sistem pengendalian stok yang adaptif dan berbasis data untuk mendukung kinerja logistik nasional maupun industri manufaktur modern.
A. KLASIFIKASI ABC (PARETO ANALYSIS)
1. Konsep Dasar Klasifikasi ABC (Pareto Analysis)
Klasifikasi ABC merupakan metode pengendalian persediaan berdasarkan prinsip Pareto (80/20 rule), yaitu bahwa sebagian kecil item (sekitar 20%) menyumbang sebagian besar nilai total penggunaan (sekitar 80%).
Tujuan utamanya adalah untuk memfokuskan perhatian dan sumber daya pengendalian pada item yang paling bernilai tinggi agar perusahaan dapat mengoptimalkan modal kerja dan efektivitas pengawasan stok.
2. Kriteria Klasifikasi
Kelas |
Persentase Nilai Konsumsi Tahunan
(Cumulative Value) |
Persentase Jumlah Item (Cumulative
Items) |
Prioritas Pengendalian |
A |
± 70–80% dari
total nilai |
± 10–20% dari
total item |
Sangat ketat
(pengawasan intensif, reorder point rendah, review harian/mingguan) |
B |
± 15–25% dari
total nilai |
± 20–30% dari
total item |
Sedang
(pengawasan periodik, review bulanan) |
C |
± 5% dari total
nilai |
± 50–70% dari
total item |
Longgar (stok
pengaman tinggi, pengawasan sederhana) |
3. Langkah-Langkah Analisis ABC
1) Tentukan daftar item persediaan dengan nilai konsumsi tahunan:
2) Urutkan item dari nilai tertinggi ke terendah.
4. Contoh Perhitungan
Tabel 2. Contoh Perhitungan Klasifikasi ABC
No. |
Item |
Pemakaian (unit/tahun) |
Harga/unit (Rp) |
Nilai Tahunan (Rp) |
% Nilai |
% Kumulatif |
Kategori |
1 |
Motor
Conveyor |
10 |
5.000.000 |
50.000.000 |
44% |
44% |
A |
2 |
Sensor
Barcode |
25 |
1.500.000 |
37.500.000 |
33% |
77% |
A |
3 |
Roller
Bearing |
50 |
500.000 |
25.000.000 |
22% |
99% |
B |
4 |
Belt
Conveyor |
30 |
100.000 |
3.000.000 |
3% |
102% |
C |
Keterangan:
- Total Nilai = Rp 115.500.000
- Item dengan kumulatif hingga ±70–80% masuk kategori A, berikutnya hingga ±90–95% masuk B, sisanya C.
5. Interpretasi dan Penggunaan
- Kategori A
- → Item bernilai tinggi, pengendalian ketat, gunakan sistem Just-In-Time (JIT) atau EOQ optimal.
- Kategori B
- → Pengawasan sedang, dapat menggunakan reorder level dan review periodik.
- Kategori C
- → Item bernilai rendah, pengawasan longgar, dapat dipesan dalam jumlah besar sekaligus untuk mengurangi biaya pemesanan.
6. Kesimpulan Kondisi Penggunaan
Tabel 3. Contoh Perhitungan Metode ABC
Kondisi |
Metode ABC Cocok Jika... |
Banyak jenis
item tetapi dana terbatas |
Ya, karena fokus
pada item paling bernilai |
Tujuan
pengendalian biaya persediaan |
Sangat cocok |
Tingkat konsumsi
atau harga sangat bervariasi |
Sangat efektif |
Semua item sama
pentingnya |
Kurang cocok,
gunakan metode lain seperti VED (Vital-Essential-Desirable) |
7. Kelebihan & Keterbatasan Metode ABC
Tabel 4. Kelebihan & Keterbatasan Metode ABC
Aspek |
Kelebihan ABC |
Keterbatasan |
Efisiensi
Pengawasan |
Fokus
pada item bernilai tinggi → hemat waktu dan sumber daya |
Tidak
mempertimbangkan tingkat kritikalitas atau risiko |
Manajemen
Biaya |
Membantu
menekan biaya penyimpanan |
Membutuhkan
data nilai konsumsi akurat |
Prioritas
Pengadaan |
Memudahkan
alokasi dana pengadaan |
Tidak
mempertimbangkan lead time atau urgensi pemakaian |
8. Kesimpulan Umum
Klasifikasi ABC (Pareto Analysis) sangat bermanfaat dalam pengendalian persediaan karena:
- Memungkinkan alokasi sumber daya dan perhatian manajerial secara proporsional berdasarkan nilai ekonomi item.
- Dapat mengurangi investasi modal dan biaya penyimpanan dengan tetap menjaga ketersediaan barang penting.
- Cocok diterapkan di perusahaan logistik, manufaktur, maupun distribusi yang menangani ribuan SKU (Stock Keeping Units) dengan nilai yang sangat bervariasi.
Klasifikasi Fast-Moving, Medium-Moving, dan Slow-Moving (FMS) merupakan metode pengelompokan material atau persediaan berdasarkan kecepatan pergerakan atau tingkat pemakaiannya (consumption rate) selama periode waktu tertentu.
Tujuan utamanya adalah untuk:
- Mengetahui seberapa cepat barang bergerak keluar (dipakai atau dijual).
- Membantu pengambilan keputusan pengendalian persediaan (inventory control) seperti penentuan jumlah pemesanan, frekuensi pengadaan, dan prioritas penyimpanan.
Kategori |
Keterangan Umum |
Dampak pada Pengelolaan |
Fast Moving (FM) |
Barang dengan
tingkat pergerakan tinggi (sering dipakai/dijual) |
Perlu stok
tinggi, pengisian ulang sering, pengawasan ketat |
Medium Moving
(MM) |
Barang dengan
tingkat pergerakan sedang |
Pengawasan
menengah, stok moderat |
Slow Moving (SM) |
Barang dengan
tingkat pergerakan rendah (jarang digunakan) |
Stok rendah,
bisa dilakukan eliminasi atau sistem made-to-order |
2. Parameter dan Rumus Dasar
Biasanya pengelompokan dilakukan dengan menghitung jumlah pemakaian (Quantity Issued/Used) atau nilai konsumsi (Consumption Value) dalam periode tertentu (misalnya 1 tahun).
Rumus dasar:
Tabel 6. Batas Kategori Metode FMS
Kategori |
Batas Umum* |
Fast Moving |
> 6 kali per
tahun |
Medium Moving |
2–6 kali per
tahun |
Slow Moving |
< 2 kali per
tahun |
3. Contoh Perhitungan
Misalkan terdapat 5 jenis material berikut:
Tabel 7. Contoh Perhitungan Metode FMS
Kode Barang |
Rata-rata Stok (unit) |
Jumlah Pemakaian per Tahun (unit) |
Frekuensi Pemakaian |
A101 |
100 |
1.200 |
12 kali |
B205 |
80 |
400 |
5 kali |
C307 |
200 |
300 |
1,5 kali |
D411 |
50 |
700 |
7 kali |
E512 |
150 |
150 |
1 kali |
Langkah-langkah:
1) Hitung rasio pemakaian tahunan atau langsung lihat frekuensi pemakaian.
Kode |
Frekuensi |
Kategori |
A101 |
12 kali |
Fast Moving |
D411 |
7 kali |
Fast Moving |
B205 |
5 kali |
Medium Moving |
C307 |
1,5 kali |
Slow Moving |
E512 |
1 kali |
Slow Moving |
4. Interpretasi dan Penggunaan
Tabel 9. Interpretasi dan Penggunaan Metode FMS
Kategori |
Strategi Pengelolaan |
Fast Moving |
Stok pengaman
(safety stock) tinggi, pembelian sering, perlu pemantauan sistem otomatis
(misal: barcode, ERP). Cocok untuk barang konsumsi harian atau suku cadang
penting. |
Medium Moving |
Pemantauan
berkala, pengadaan berdasarkan tren. Cocok untuk barang dengan permintaan
stabil tapi tidak terlalu tinggi. |
Slow Moving |
Pertimbangkan
penghapusan (write-off) atau sistem pesanan khusus (order-based). Cocok untuk
spare parts cadangan yang jarang dipakai. |
5. Perbandingan Metode FMS dengan Metode ABC
Aspek |
FMS Classification |
ABC Analysis |
Kriteria utama |
Kecepatan
pergerakan (movement rate) |
Nilai konsumsi
(value) |
Kelebihan utama |
Fokus pada rotasi
dan dinamika penggunaan aktual, mudah diterapkan dan dipahami |
Fokus finansial,
membantu efisiensi modal kerja |
Kelemahan |
Tidak
mempertimbangkan nilai barang |
Tidak
mempertimbangkan frekuensi penggunaan |
Kapan digunakan |
Saat fokus pada kecepatan
rotasi barang, gudang besar, retail, logistik |
Saat fokus pada pengendalian
biaya |
6. Kesimpulan
- Klasifikasi Fast–Medium–Slow (FMS) membantu organisasi mengelola stok berdasarkan seberapa cepat barang bergerak keluar dari gudang.
- Barang Fast Moving memerlukan perhatian utama karena berhubungan langsung dengan kelancaran operasi dan kepuasan pelanggan.
- Barang Slow Moving harus dievaluasi secara berkala untuk mencegah biaya penyimpanan yang tinggi dan risiko obsolescence.
- Metode ini sederhana, intuitif, dan praktis, terutama untuk perusahaan dengan ribuan SKU dan sistem ERP yang mencatat pergerakan real-time.
- FMS lebih unggul dibanding metode lain jika tujuan utama adalah mengoptimalkan perputaran persediaan dan ruang penyimpanan.
1. Mengapa Digabungkan?
Masing-masing metode punya fokus berbeda:
Metode |
Fokus
Utama |
Keterbatasan |
ABC |
Nilai konsumsi
(moneter) |
Tidak melihat
rotasi stok |
FMS |
Frekuensi
pemakaian |
Tidak melihat
nilai ekonomi |
Manfaat menggabungkan
keduanya (FMS–ABC), perusahaan dapat:
|
Berikut matriks 3×3 kombinasi FMS–ABC, lengkap dengan strategi pengendalian untuk setiap sel:
FMS / ABC |
A (High Value) |
B (Medium Value) |
C (Low Value) |
Fast Moving (F) |
FA – Item bernilai
tinggi dan cepat bergerak. |
FB – Barang
bernilai sedang tapi cepat bergerak. |
FC – Barang
bernilai rendah tapi cepat bergerak. |
Medium Moving
(M) |
MA – Barang
bernilai tinggi tapi pergerakannya sedang. |
MB – Nilai dan
pergerakan moderat. |
MC – Barang
bernilai rendah dan pergerakannya sedang. |
Slow Moving (S) |
SA – Barang
bernilai tinggi tapi jarang dipakai. |
SB – Nilai sedang
dan lambat. |
SC – Barang
bernilai rendah dan jarang bergerak (dead stock). |
2. Contoh Penerapan pada Perusahaan Logistik/Manufaktur
Misal dalam gudang spare part atau suku cadang kendaraan logistik:
Kode Barang |
Nilai Tahunan (Rp) |
Frekuensi Pemakaian / Tahun |
Kategori ABC |
Kategori FMS |
Kombinasi |
Kebijakan |
SP-001 |
50.000.000 |
10
kali |
A |
F |
FA |
Kendali ketat,
stok tinggi, monitoring ERP |
SP-002 |
12.000.000 |
4
kali |
B |
M |
MB |
Restock
berdasarkan tren permintaan |
SP-003 |
5.000.000 |
1
kali |
C |
S |
SC |
Evaluasi,
pertimbangkan write-off |
SP-004 |
25.000.000 |
2
kali |
A |
S |
SA |
Hindari stok
besar, buat sistem pesanan khusus |
SP-005 |
3.000.000 |
8
kali |
C |
F |
FC |
Simpan stok
banyak, biaya rendah |
3. Kesimpulan dan Rekomendasi Penggunaan
Aspek |
Penjelasan |
Tujuan utama |
Menentukan
prioritas pengendalian stok berdasarkan nilai ekonomis dan kecepatan
pergerakan barang. |
Manfaat utama |
Optimalisasi
ruang gudang, modal kerja, dan biaya penyimpanan; menghindari dead stock;
menjaga kelancaran operasi logistik/manufaktur. |
Kapan digunakan |
Ketika
perusahaan memiliki ribuan item dengan karakteristik nilai dan pergerakan
yang sangat beragam. |
Kelebihan
dibanding metode tunggal (ABC atau FMS saja) |
Memberikan pandangan
dua dimensi (value + movement), sehingga lebih akurat untuk kebijakan
inventory strategis. |
Pendukung sistem |
Cocok
diintegrasikan dengan sistem ERP, WMS (Warehouse Management System), atau
SAP MM, untuk otomatisasi klasifikasi dan pemantauan. |
4. Visualisasi Ringkas – Matriks 9-Cell FMS–ABC
A (High Value) |
B (Medium Value) |
C (Low Value) |
|
F (Fast Moving) |
🔴 Kritis |
🟠 Penting |
🟢 Umum |
M (Medium
Moving) |
🟠 Terkontrol |
🟢 Menengah |
⚪
Minimal |
S (Slow Moving) |
🔴 Rawan Kapital Tertahan |
⚪
Evaluasi Berkala |
⚫
Hapus / Redistribusi |
- 🔴 = Fokus
pengawasan tertinggi
- 🟠 = Pengawasan
menengah
- 🟢 = Pengawasan
ringan
- ⚪ = Monitoring tahunan
- ⚫ = Kandidat eliminasi
5. Kesimpulan
Kombinasi FMS–ABC Matrix memberikan panduan menyeluruh bagi manajer logistik atau manufaktur untuk:
- Mengalokasikan sumber daya (ruang, dana, waktu pengadaan) secara efisien.
- Menentukan kebijakan reorder point, safety stock, dan pengadaan secara lebih akurat.
- Menghindari pemborosan akibat stok mati atau kelebihan persediaan bernilai tinggi.
VED Analysis adalah metode klasifikasi persediaan (inventory classification) berdasarkan tingkat kepentingan atau kritikalitas (criticality) suatu barang terhadap kelancaran operasi atau proses produksi.
Metode ini menjawab pertanyaan:
“Seberapa penting barang ini bagi kelangsungan operasi atau layanan perusahaan?”
2. Tujuan VED Analysis
VED Analysis digunakan untuk:
- Menentukan prioritas pengendalian dan pengadaan barang berdasarkan urgensi fungsionalnya.
- Menghindari gangguan operasional akibat kekurangan barang yang sangat vital.
- Mengoptimalkan alokasi dana dengan menyesuaikan tingkat ketersediaan barang dengan dampaknya terhadap operasional.
3. Kategori dalam VED Analysis
Kategori |
Arti / Makna |
Dampak jika stok habis |
Kebijakan Pengelolaan |
V – Vital |
Barang yang
sangat penting dan kritis untuk kelangsungan operasi atau keselamatan. |
Operasi berhenti
total atau terjadi kerugian besar. |
Harus selalu
tersedia; safety stock tinggi; prioritas tertinggi dalam pembelian dan
monitoring. |
E – Essential |
Barang penting,
namun kekurangannya tidak langsung menghentikan operasi, meskipun bisa
menurunkan efisiensi. |
Gangguan parsial
atau penurunan kinerja operasional. |
Pengawasan
sedang; safety stock moderat; pembelian berkala. |
D – Desirable |
Barang pelengkap
atau tidak terlalu berpengaruh pada operasi inti. |
Tidak berdampak
signifikan terhadap operasi. |
Dapat dipesan
jika dibutuhkan; stok minimal atau bahkan tanpa stok tetap. |
4. Langkah-Langkah Analisis VED
1) Identifikasi semua item dalam daftar persediaan.
2) Konsultasikan dengan bagian teknis atau operasional (misalnya: maintenance, produksi, layanan) untuk menentukan dampak jika item tersebut tidak tersedia.
5. Contoh Penerapan dan Perhitungan
Misalkan pada gudang suku cadang perusahaan logistik (misalnya PT Pos Logistik atau divisi maintenance kendaraan operasional):
Kode Barang |
Nama Barang |
Fungsi dalam Operasi |
Dampak jika Tidak Tersedia |
Kategori VED |
Kebijakan Pengendalian |
SP-001 |
Rem Hidrolik
Utama |
Komponen
keselamatan kendaraan |
Kendaraan tidak
dapat beroperasi; risiko kecelakaan tinggi |
V (Vital) |
Safety stock
tinggi; selalu tersedia di gudang utama |
SP-002 |
Oli Mesin |
Dibutuhkan
secara rutin untuk kendaraan |
Operasi
terganggu; perawatan tertunda |
E (Essential) |
Stok moderat;
pemesanan periodik |
SP-003 |
Lampu Interior |
Aksesori, tidak
memengaruhi fungsi utama |
Tidak ada dampak
signifikan terhadap operasi |
D (Desirable) |
Dipesan bila
diperlukan; stok rendah |
SP-004 |
GPS Tracker |
Membantu
tracking armada logistik |
Gangguan pada
monitoring, tapi kendaraan tetap bisa beroperasi |
E (Essential) |
Pengawasan
sedang; restock berkala |
SP-005 |
Logo Stiker
Perusahaan |
Estetika
kendaraan |
Tidak berdampak
pada operasional |
D (Desirable) |
Tidak perlu stok
tetap |
6. Interpretasi Hasil Analisis
Tabel 17. Interpretasi Hasil Analisis VED
Kategori |
Persentase Barang (rata-rata) |
Implikasi Pengendalian |
Vital (V) |
±10–20% dari
total item |
Pengawasan
ketat, stok aman tinggi, pembelian prioritas pertama |
Essential (E) |
±30–40% dari
total item |
Pengawasan
sedang, pembelian terjadwal |
Desirable (D) |
±40–60% dari
total item |
Pengawasan
ringan, pembelian jika diperlukan |
7. Perbandingan VED dengan Metode Lain
Aspek |
VED Analysis |
ABC Analysis |
FMS Analysis |
Dasar
klasifikasi |
Kepentingan /
kritikalitas fungsional |
Nilai konsumsi
tahunan |
Kecepatan
pergerakan |
Fokus utama |
Dampak terhadap
operasi |
Nilai ekonomi |
Perputaran stok |
Kapan digunakan |
Jika tujuan
utama adalah menjamin kelancaran operasi dan keselamatan |
Jika tujuan
utama adalah mengontrol biaya modal kerja |
Jika tujuan
utama adalah mengoptimalkan rotasi stok |
Sektor umum |
Rumah sakit,
penerbangan, logistik, manufaktur berat |
Retail,
manufaktur umum |
Gudang, supply
chain, FMCG |
Kelebihan utama |
Menghindari
downtime kritis |
Menghemat dana |
Menjaga
kelancaran perputaran barang |
Kelemahan utama |
Subjektif (perlu
analisis teknis) |
Tidak
mempertimbangkan kepentingan fungsional |
Tidak
mempertimbangkan nilai barang |
8. Penerapan dalam Konteks Logistik dan Manufaktur
a. Dalam Industri Logistik:
- Barang Vital (V): ban, rem, oli, aki – karena langsung berdampak pada armada pengiriman.
- Barang Essential (E): sistem IT, printer label, scanner barcode – berdampak pada efisiensi operasi.
- Barang Desirable (D): dekorasi gudang, perlengkapan non-operasional.
- Vital: suku cadang
utama mesin produksi, sensor keselamatan.
- Essential: pelumas,
pipa, baut, bahan penunjang.
- Desirable: alat
kebersihan, furnitur kantor, penanda warna.
9. Kesimpulan
1) VED Analysis adalah pendekatan penting untuk mengelola risiko operasional akibat kekurangan material kritis.
E. KOMBINASI VED - ABC
1. Mengapa Perlu Dikombinasikan (VED–ABC)?
Masing-masing metode memiliki kekuatan yang berbeda:
- ABC
→ fokus pada nilai ekonomi (penghematan modal kerja).
- VED
→ fokus pada dampak operasional (keandalan sistem).
1) Menentukan prioritas yang lebih akurat — bukan hanya berdasarkan nilai, tapi juga kritikalitas.
3) Menetapkan kebijakan pembelian, stok, dan pengawasan yang lebih spesifik untuk setiap kelompok barang.
2. Struktur Kombinasi VED–ABC (9-Cell Matrix)
Berikut matriks kombinasi antara tiga kategori ABC dan tiga kategori VED:
VED / ABC |
A (High Value) |
B (Medium Value) |
C (Low Value) |
V (Vital) |
VA – Barang
bernilai tinggi & sangat kritis. |
VB – Kritis tapi
nilai sedang. |
VC – Kritis tapi
bernilai rendah. |
E (Essential) |
EA – Bernilai
tinggi & penting. |
EB – Nilai &
kepentingan sedang. |
EC – Nilai rendah
& penting. |
D (Desirable) |
DA – Nilai tinggi
tapi tidak penting. |
DB – Nilai sedang
& tidak penting. |
DC – Nilai rendah
& tidak penting. |
4. Contoh Penerapan di Perusahaan Logistik
Misalkan pada divisi maintenance armada logistik atau gudang spare part operasional:
Kode Barang |
Nama Barang |
Nilai Tahunan (Rp) |
Kritikalitas Operasional |
Kategori ABC |
Kategori VED |
Kombinasi |
Kebijakan Pengelolaan |
SP-001 |
Rem Hidrolik |
50.000.000 |
Sangat Kritis (tanpa rem
kendaraan berhenti) |
A |
V |
VA |
Safety stock tinggi, selalu
tersedia, inspeksi ketat |
SP-002 |
Aki Kendaraan |
15.000.000 |
Penting tapi bisa ditunda
penggantiannya |
B |
E |
EB |
Restock berkala, safety stock
sedang |
SP-003 |
Oli Mesin |
8.000.000 |
Penting untuk performa, tapi
sementara bisa diganti |
C |
E |
EC |
Pemesanan periodik, stok minim |
SP-004 |
GPS Tracker |
25.000.000 |
Tidak vital, hanya membantu
pemantauan |
A |
D |
DA |
Hindari stok besar, beli sesuai
kebutuhan |
SP-005 |
Lampu Interior |
3.000.000 |
Tidak penting |
C |
D |
DC |
Tidak perlu stok tetap, beli bila
dibutuhkan |
SP-006 |
Filter Udara |
12.000.000 |
Penting untuk efisiensi kendaraan |
B |
V |
VB |
Stok menengah, kontrol ketat |
SP-007 |
Stiker Logo |
1.000.000 |
Tidak penting, fungsi estetika |
C |
D |
DC |
Dapat dihapus dari stok tetap |
5. Interpretasi dan Implikasi Manajerial
Zona Prioritas |
Kategori Kombinasi |
Fokus Pengelolaan |
Kebijakan Utama |
🔴 Zona I (Sangat Kritis) |
VA, VB, VC |
Barang penting
dan berdampak langsung pada operasi |
Safety stock
tinggi, pengawasan real-time, prioritas tertinggi dalam pembelian |
🟠 Zona II (Menengah) |
EA, EB, EC |
Barang penting
tapi tidak sepenuhnya vital |
Pengawasan
sedang, restock berdasarkan jadwal, optimalkan biaya |
🟢 Zona III (Rendah) |
DA, DB, DC |
Barang tidak
penting secara operasional |
Minimalkan stok,
pembelian bila diperlukan, pertimbangkan write-off |
6. Visualisasi – 9-Cell VED–ABC Matrix
A (High Value) |
B (Medium
Value) |
C (Low Value) |
|
V (Vital) |
🔴 VA |
🔴 VB |
🔴 VC |
E (Essential) |
🟠 EA |
🟠 EB |
🟠 EC |
D (Desirable) |
🟢 DA |
🟢 DB |
⚪
DC |
Keterangan simbol:
- 🔴 (High
Priority) → Monitor ketat, selalu tersedia.
- 🟠 (Medium
Priority) → Pengawasan terencana, pembelian periodik.
- 🟢 (Low
Priority) → Stok minimal, beli bila diperlukan.
- ⚪ (Eliminasi/Optional) →
Tidak wajib disimpan.
7. Keunggulan Kombinasi VED–ABC dibanding Metode Tunggal
Aspek |
VED–ABC Combined |
Hanya ABC |
Hanya VED |
Dimensi yang
dianalisis |
Nilai ekonomi dan
kritikalitas fungsional |
Hanya nilai
ekonomi |
Hanya
kritikalitas |
Tujuan utama |
Menyeimbangkan
efisiensi biaya & keandalan operasional |
Efisiensi
finansial |
Keandalan
operasional |
Kelebihan utama |
Prioritas lebih
tepat, keputusan stok lebih akurat |
Risiko downtime
tinggi |
Risiko
pemborosan modal |
Cocok untuk
sektor |
Logistik,
manufaktur, energi, transportasi, rumah sakit |
Retail,
perdagangan |
Pertahanan,
maintenance, teknis |
8. Kesimpulan
- VED–ABC
Analysis
adalah metode dua dimensi yang menggabungkan aspek ekonomi dan
kritikalitas operasional, menghasilkan klasifikasi stok yang paling
realistis dan manajerial.
- Kategori VA, VB, dan VC merupakan prioritas tertinggi — harus selalu tersedia karena hilangnya barang ini dapat menyebabkan kerugian besar atau downtime operasi.
- Kategori DA, DB, DC bisa dikurangi atau dihapus dari gudang untuk efisiensi ruang dan biaya.
- Kombinasi ini memungkinkan perusahaan menyeimbangkan efisiensi biaya dan keandalan operasional secara simultan.
1. Tujuan Kombinasi VED–FMS
Kombinasi VED dan FMS membantu perusahaan:
1) Menentukan prioritas stok secara strategis berdasarkan pentingnya fungsi barang dan kecepatan rotasinya.
3) Mencegah kekurangan (stockout) pada item vital yang cepat bergerak, serta mengurangi pemborosan untuk barang tidak penting yang lambat bergerak.
2. Matriks Kombinasi VED–FMS (9-Cell Matrix)
Berikut adalah tabel 3×3 untuk kombinasi antara kategori VED dan FMS, beserta kebijakan pengelolaan tiap sel.
VED / FMS |
F (Fast Moving) |
M (Medium Moving) |
S (Slow Moving) |
V (Vital) |
VF – Barang
vital dan cepat bergerak. |
VM – Barang
vital dan pergerakan sedang. |
VS – Barang
vital tapi lambat bergerak. |
E (Essential) |
EF – Barang
penting dan cepat bergerak. |
EM – Barang
penting dan berputar sedang. |
ES – Barang
penting namun jarang digunakan. |
D (Desirable) |
DF – Barang
tidak kritis tetapi cepat bergerak. |
DM – Barang
tidak penting dan berputar sedang. |
DS – Barang
tidak penting dan jarang bergerak (dead stock). |
4. Contoh Penerapan Kombinasi VED–FMS pada Perusahaan Logistik/Manufaktur
Kode Barang |
Nama Barang |
Kategori VED |
Kategori FMS |
Kombinasi |
Kebijakan Pengelolaan |
SP-001 |
Rem Hidrolik |
V |
F |
VF |
Pengawasan
tertinggi, stok wajib tersedia, kontrol harian |
SP-002 |
Oli Mesin |
E |
F |
EF |
Stok moderat,
reorder otomatis setiap minggu |
SP-003 |
Filter Udara |
E |
M |
EM |
Review stok
bulanan, safety stock cukup |
SP-004 |
GPS Tracker |
D |
M |
DM |
Stok rendah,
beli sesuai kebutuhan proyek |
SP-005 |
Lampu Interior |
D |
S |
DS |
Evaluasi
tahunan, kandidat penghapusan |
SP-006 |
Sensor Suhu
Mesin |
V |
S |
VS |
Stok minimum,
kontrak dengan vendor untuk ketersediaan darurat |
SP-007 |
Helm Safety |
E |
F |
EF |
Restock rutin,
simpan dalam area mudah diakses |
5. Interpretasi dan Implikasi Manajerial
Tabel 26. Interpretasi dan Implikasi Manajerial dari Kombinasi VED–FMS
Zona Prioritas |
Kategori
Kombinasi |
Fokus
Pengawasan |
Kebijakan Utama |
🔴 Zona I (Kritis) |
VF, VM, VS |
Barang vital,
wajib tersedia |
Pengawasan
real-time, safety stock tinggi, kontrol prioritas |
🟠 Zona II (Penting) |
EF, EM, ES |
Barang penting,
dukung efisiensi operasional |
Restock otomatis
atau periodik, review stok rutin |
🟢 Zona III (Rendah) |
DF, DM, DS |
Barang tidak
penting |
Minimalkan stok,
pertimbangkan penghapusan atau beli sesuai kebutuhan |
6. Visualisasi Ringkas — Matriks VED–FMS (9-Cell Matrix)
F (Fast Moving) |
M (Medium Moving) |
S (Slow Moving) |
|
V (Vital) |
🔴 VF |
🔴 VM |
🔴 VS |
E (Essential) |
🟠 EF |
🟠 EM |
🟠 ES |
D (Desirable) |
🟢 DF |
🟢 DM |
⚪
DS |
Keterangan Warna:
🔴 = Prioritas tinggi (monitor harian, kontrol penuh)
🟠 = Prioritas menengah (review rutin, restock periodik)
🟢 = Prioritas rendah (stok minim, beli sesuai kebutuhan)
⚪ = Kandidat penghapusan
7. Kelebihan Kombinasi VED–FMS Dibanding Metode Tunggal
Aspek |
Kelebihan Kombinasi VED–FMS |
Kelemahan Metode Tunggal (VED / FMS) |
Dimensi yang
dianalisis |
Menggabungkan
fungsi operasional dan frekuensi pergerakan stok |
Hanya melihat
satu aspek |
Ketepatan
kebijakan stok |
Lebih akurat
menentukan safety stock & prioritas pengadaan |
Sering terjadi
overstock/stockout |
Efisiensi
logistik |
Optimalisasi
ruang dan rotasi stok berdasarkan kebutuhan nyata |
Tidak
mempertimbangkan dinamika pemakaian |
Pencegahan
risiko operasional |
Mencegah
kekurangan barang vital yang cepat habis |
Risiko
kekurangan barang penting tinggi |
Kapan digunakan |
Saat perusahaan
ingin menyeimbangkan antara keandalan operasi dan efisiensi perputaran
stok |
Saat fokus hanya
pada satu aspek (fungsi atau pergerakan) |
8. Kesimpulan
1) Kombinasi VED–FMS memberikan pendekatan dua dimensi dalam pengendalian persediaan:
➡️ ABC (berdasarkan nilai konsumsi tahunan)
➡️ FMS (berdasarkan kecepatan pergerakan stok)
➡️ VED (berdasarkan tingkat kepentingan operasional)
Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Konsep Dasar Kombinasi ABC–FMS–VED
Metode |
Dasar Klasifikasi |
Fokus Analisis |
Tujuan Utama |
ABC |
Nilai konsumsi
tahunan (usage × cost) |
Nilai ekonomi
dan efisiensi biaya |
Menentukan
prioritas anggaran dan pengawasan |
FMS |
Kecepatan
pergerakan stok |
Frekuensi
penggunaan atau rotasi barang |
Menentukan
kebutuhan restock dan optimasi ruang gudang |
VED |
Tingkat
kepentingan terhadap kelangsungan operasi |
Kritisnya fungsi
barang terhadap proses utama |
Menjamin
kontinuitas operasi dan mencegah downtime |
Ketiganya bila digabung akan menghasilkan strategi stok yang simultan: efisien, responsif, dan andal.
2. Tujuan Kombinasi ABC–FMS–VED
1) Menetapkan prioritas pengendalian stok berdasarkan tiga dimensi utama: nilai, pergerakan, dan kepentingan.
3) Menyeimbangkan antara biaya inventori dan risiko operasional.
4) Mengidentifikasi area kritikal untuk pengawasan intensif dan digitalisasi kontrol stok.
3. Struktur Kombinasi ABC–FMS–VED
Untuk memudahkan pemahaman, kita bisa melihat kombinasi ini sebagai hierarki logis tiga lapisan:
VED → Menentukan tingkat kepentingan (Vital / Essential / Desirable)
FMS → Menentukan dinamika pergerakan (Fast / Medium / Slow)
ABC → Menentukan nilai ekonomi (A / B / C)
Kombinasi penuh dari ketiganya menghasilkan 27 kategori potensial (3 × 3 × 3).
Namun, dalam praktik pengendalian stok di perusahaan logistik/manufaktur, kategori tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 zona utama:
- 🔴 Zona I:
High Priority (Kritis & Strategis)
- 🟠 Zona II:
Moderate Priority (Menengah)
- 🟢 Zona III:
Low Priority (Rendah)
4. Matriks Kombinasi ABC–FMS–VED (3D Matrix – 27 Sel)
Berikut ringkasan dalam bentuk tabel konseptual (disederhanakan untuk implementasi):
VED |
FMS |
ABC |
Kategori Kombinasi |
Prioritas Pengendalian |
Kebijakan Utama |
V (Vital) |
F (Fast) |
A |
V–F–A |
🔴 Sangat Kritis |
Stok harus
selalu tersedia; safety stock tinggi; monitoring real-time; restock otomatis. |
V (Vital) |
F (Fast) |
B |
V–F–B |
🔴 Kritis |
Pengawasan
ketat; restock cepat; otorisasi pembelian prioritas. |
V (Vital) |
M (Medium) |
A/B |
V–M–A/B |
🔴 Kritis |
Stok moderat;
evaluasi per bulan; kontrak supplier. |
V (Vital) |
S (Slow) |
A/B/C |
V–S–A/B/C |
🔴 Kritis |
Stok minimum;
sistem konsinyasi; audit tahunan wajib. |
E (Essential) |
F (Fast) |
A/B |
E–F–A/B |
🟠 Penting |
Reorder
otomatis; review stok mingguan; simpan dekat area produksi/logistik. |
E (Essential) |
M (Medium) |
B/C |
E–M–B/C |
🟠 Penting |
Safety stock
sedang; pembelian periodik; kontrol gudang rutin. |
E (Essential) |
S (Slow) |
C |
E–S–C |
🟢 Rendah |
Stok minimal;
restock sesuai kebutuhan; evaluasi tahunan. |
D (Desirable) |
F (Fast) |
A/B/C |
D–F–A/B/C |
🟢 Rendah |
Beli massal
untuk efisiensi; bisa outsourcing; tidak wajib stok tinggi. |
D (Desirable) |
M (Medium) |
B/C |
D–M–B/C |
🟢 Rendah |
Review stok
berkala; stok aman kecil; pertimbangkan penghapusan. |
D (Desirable) |
S (Slow) |
A/B/C |
D–S–A/B/C |
⚪
Sangat Rendah |
Kandidat
penghapusan (obsolete); simpan hanya jika ada permintaan khusus. |
5. Contoh Aplikasi pada Perusahaan Logistik / Manufaktur
Kode Barang |
Nama Barang |
Kategori VED |
Kategori FMS |
Kategori ABC |
Kombinasi |
Kebijakan Pengendalian |
LG001 |
Sensor Barcode |
V |
F |
A |
V–F–A |
Stok wajib
tersedia; inspeksi harian; restock otomatis melalui ERP. |
LG002 |
Oli Hidrolik |
E |
F |
B |
E–F–B |
Restock
mingguan; safety stock sedang; review bulanan. |
LG003 |
Pallet Plastik |
E |
M |
B |
E–M–B |
Pembelian
periodik; kontrol stok setiap 2 minggu. |
LG004 |
Belt Conveyor |
V |
S |
A |
V–S–A |
Stok rendah tapi
wajib tersedia; kontrak jangka panjang dengan vendor. |
LG005 |
Sarung Tangan
Safety |
D |
F |
C |
D–F–C |
Pembelian
massal; simpan di area umum; kontrol ringan. |
LG006 |
Lampu Interior |
D |
S |
C |
D–S–C |
Evaluasi
tahunan; potensi penghapusan; beli sesuai kebutuhan proyek. |
6. Interpretasi Zona Prioritas Pengendalian
Zona |
Kombinasi Kategori |
Jenis Barang |
Tingkat Kontrol |
Tindakan Strategis |
🔴 Zona I – High Priority (Kritis) |
V–F–A, V–F–B,
V–M–A, V–S–A |
Barang vital
bernilai tinggi, terutama fast moving |
Sangat ketat |
Monitoring
real-time, restock otomatis, safety stock tinggi, laporan manajerial |
🟠 Zona II – Medium Priority (Penting) |
E–F–A/B,
E–M–B/C, V–S–B |
Barang penting
bernilai menengah, frekuensi sedang |
Moderat |
Review stok
bulanan, kontrak vendor, restock periodik |
🟢 Zona III – Low Priority (Rendah) |
D–F–C, D–M–B,
E–S–C, D–S–C |
Barang pelengkap
atau slow moving |
Rendah |
Pengawasan
ringan, pembelian on-demand, eliminasi item tidak produktif |
7. Implikasi
Manajerial dan Strategi Implementasi
1)
Integrasi Sistem Digital:
– Klasifikasi dapat diotomatisasi menggunakan ERP atau WMS dengan
parameter nilai (ABC), rotasi (FMS), dan kepentingan (VED).
2)
Kebijakan Multi-level Control:
– Barang di zona kritis (V–F–A) memerlukan otorisasi pembelian tingkat
tinggi, sedangkan zona rendah bisa dikelola staf gudang.
3)
Pengambilan Keputusan Terpadu:
– Setiap keputusan restock, pengadaan, atau penghapusan dapat berbasis
kombinasi tiga dimensi ini.
4)
Optimalisasi Gudang:
– Barang V–F–A dan E–F–B ditempatkan di area dekat titik keluar masuk
(high-access zone).
– Barang D–S–C ditempatkan di area low-access atau secondary storage.
8. Kelebihan Metode Kombinasi ABC–FMS–VED
Aspek |
Kelebihan |
Komprehensif |
Menggabungkan
nilai ekonomi, kecepatan rotasi, dan kritikalitas fungsi. |
Presisi
keputusan |
Menentukan
strategi stok yang tepat untuk setiap kategori barang. |
Efisiensi biaya |
Menekan
overstock dan mencegah kekurangan pada barang vital. |
Dukungan sistem
digital |
Dapat
diintegrasikan dengan ERP, IoT, atau AI-based inventory monitoring. |
Fleksibilitas
industri |
Cocok untuk
logistik, manufaktur, pertambangan, rumah sakit, hingga penerbangan. |
9. Kesimpulan
1) Kombinasi ABC–FMS–VED menciptakan kerangka kerja multidimensi untuk pengendalian stok yang efisien dan andal.
Magister Manajemen Logistik - “Shaping Future Leaders in Global Logistics”
Learn more by visiting :
https://admission.ulbi.ac.id/s2-magister-manajemen-logistik/
#Pareto; #Klasifikasi ABC; #Fast-Moving; #Medium-Moving; #Slow-Moving; #VED Analysis; #Inventory; #Persediaan; #Logistik; #Logistics; #Supply Chain Management; #Supply Chain; #Green Logistics; #AI; #Big Data; #IoT; #Rantai Pasok; #ULBIAcademia; #PenaAkademikULBI; #EdukasiULBI; #OpiniAkademik; #ArtikelAkademik; #SEO; #DigitalMarketing
Posting Komentar